Pendakian gunung Salak ini dilakukan
pada awal Desember 2007 silam. *Wah udah lama juga ya.. personil pendakian ada
6 orang, Saya Muhammad “Cengek” Nur Tajalli, Deddy “Kingkong” Affrianto, Syakir
“Saprol”, Bambang “Betet” Kristyawan, Heri “Bawor” Budi Santoso, Sapto “Kebo”
Nugroho. Setelah melalui segala macam persiapan, akhirnya pada tanggal 5
Desember 2007 kami mulai perjalanan ini. Perjalanan ini dalam rangka pendidikan
(pemantapan divisi Hutan Gunung) saya di MAPALISTA (Mahasiswa Pecinta Alam
Institut Sains dan Teknologi Akprind) Yogyakarta. Adapun materi yang diterapkan
di lapangan yaitu Manajemen Perjalanan dan Navigasi Darat. Sebelum berangkat
kami melakukan upacara pelepasan di kampus IST Akprind Yogyakarta. Setelah
upacara selesai, seperti biasa.. tos dengan beramai – ramai menyerukan
“MAPALISTA...WOY....!!”. Pukul 20.25 WIB kami diantar menuju stasiun
Lempuyangan, lima menit saja kami sudah berkumpul di stasiun dan langsung
membeli tiket kereta Gaya Baru Malam dengan tujuan staiun Jatinegara seharga Rp
28.000,-/orang. *Dulu beli tiket masih gampang, bisa beli di hari
keberangkatan, kalo sekarang harus pesen dulu kalo ga mau kehabisan. Tapi kalo
sekarang penumpang pasti dapat tempat duduk, kalo dulu belum tentu.. yah, ada
plus-minusnya lah.. Kereta yang kami tumpangi berangkat pukul 21.10 WIB. Di
dalam kereta yang berdesak – desakan, kami berjalan menuju gerbong paling
belakang dan duduk lesehan di pojok gerbong.
Kamis, 6 Desember 2007 kami tiba di
stasiun Jatinegara pada pukul 08.30 WIB. Memang sudah direncanakan kami mau
mampir dulu di rumah kerabat kami Prima “Cebong” Tetuko Putro. Kami dijemput
kerabat dari Bekasi, namanya Zoel dan langsung dibimbing menuju Wisma Asri
dengan angkot k-09. Di sana kami belanja tambahan logistik yaitu sayur, tempe,
ikan asin, dan buah – buahan. Setelah seharian bersosialisasi, pukul 20.15 WIB
kami mulai perjalanan menuju titik start
pendakian (via Cangkuang Cidahu). Dari Wisma Asri kami naik angkot 09B, 30
menit kemudian turun di mall Metropolitan dengan ongkos Rp 3.000,-/orang.
Kemudian jalan ke depan Ramayana, nyebrang lampu merah, lalu naik bis patas 9B
jurusan Bekasi – Rambutan, 25 menit kemudian kami turun di depan kampus UKI
(Universitas Kristen Indonesia), ongkos Rp 3.000,-/orang. Dari depan kampus UKI
kami jalan ke terminal Cawang 5 menit. Kemudian naik bis jurusan Cawang –
Sukabumi. Setelah 2 jam lebih 5 menit kami turun di pasar Cicurug dan membayar
ongkos Rp 7.000,-/orang.
Pukul 23.45
WIB di pasar Cicurug kami langsung dikerumuni tukang ojeg, namun karena
ongkosnya tidak sesuai budged akhirnya kami berjalan dulu. Begitu ada angkot,
kami menyetopnya dan lobi – lobi untuk carter dan deal dengan ongkos Rp
50.000,- diantar ke halycap atau portal (titik start pendakian). Namun baru
jalan sebentar kami langsung dicegat salah satu tukang ojeg tadi, ternyata
minta jatah karena sudah bukan waktunya angkot beroperasi, yah kita kasih Rp
10.000,-. Tiba di halypad saya langsung melirik jam di tangan ternyata sudah
pukul 00.03 WIB, hmm berarti sudah hari Jum’at, 7 Desember 2007. Kami langsung
berjalan lurus melewati bumi perkemahan dan mendirikan tenda dome di dekat
warung yang tidak jauh dari sungai kecil. Dan langsung tidur di 01.45 WIB.
Pukul 07.30 WIB saya bangun, cuci muka
dan masak nasi, untuk sayur dan lauk pauk adalah bagiannya Bawor dan Kingkong.
Kemudian saya melakukan orientasi medan namun belum menemukan titik koordinat
bumi perkemahan tempat kami nge-camp. *Maklum peserta mainnya manual, pake
kompas, yang pake GPS hanya Pendamping Lapangan. Setelah masakan selesai
kamipun makan bareng, dan selesai makan langsung packing. Setelah berdo’akami
memulai pendakian di pukul 10.30 WIB melewati jalan aspal dengan jalur yang
bervariasi (menanjak, datar, menurun). Setelah 1 jam berjalan, kami tiba di
sebuah jembatan, terdapat juga portal di jalan aspal yang menuju ke Javanaspa
(jalan ini dilarang untuk pendakian). Kami bertemu dengan penduduk setempat dan
mendapat info bahwa baru saja ada 6 orang pendaki yang meninggal di kawah Ratu,
dan kami diperingatkan agar tidak mendirikan camp di sekitar kawah. Disini saya
melakukan orientasi medan dan ploting peta karena jembatan tersebut dapat
dikenali di peta dengan koordinat 8942.5406. Kemudian kami berjalan ke kiri
melewati jalan tanah berbatu, di situ ada plang bertulis “menuju ke kawah”. Di
sekitar jembatan terdapat air bersih. Jalan yang kami lewati berupa tanjakan
berbatu dan terdapat kawat berduri di sisi jalan. Setelah 28 menit melalui jalan yang
bervariasi, kami istirahat sejenak. Diketahui koordinat disini 8930.5438,
tempatnya tidak terlalu luas namun bisa mendirikan 2 tenda, disini masih banyak
semak belukar, kekanan sedikit ada sungai kecil dengan air yang bersih kami
anggap tempat ini sebagai pos bayangan. Pukul 13.10 WIB kami melanjutkan
perjalanan melalui jalan batu yang tersusun rapi, di kiri jalan banyak pohon
pisang hutan.
Di pukul 14.45 kami tiba di sebuah
daerah landai terbuka luas, ada sebuah warung yang saat itu tertutup, disini
merupakan pertigaan yang jika ke kiri arah ke kawah ratu, ke kanan arah ke
puncak, dan di sini merupakan sumber air bersih terahkir dalam pejalanan ke
puncak salak 1. Menurut data yang saya peroleh, di sini adalah shelter 3.
Setelah melakukan ormed dan resection, di peroleh titik koordinat 8882.5590.
Tiba – tiba hujan deras turun, kamipun menuju warung yang tutup tadi dan
memutuskan untuk mendirikan flyngcamp di situ. Untuk bahan makanan yang saya
temui disana banyak sekali terdapat jantung pisang, bigunia, pakis dan palm.
Pukul 19.00WIB kami melakukan evaluasi. Selasai evaluasi semua langsung
tertidur pulas.
Sabtu, 8 Desember 2007 saya bangun di
pukul 05.45 WIB. setelah masak, makan dan packing, kami melanjutkan perjalanan
pukul 08.25 WIB, mengambil jalan ke kanan (arah puncak) yang becek. Di kiri dan
kanan tertutup hutan yang rapat. Dua menit berjalan, di kiri jalan terdapat
daerah landai yang agak luas, bisa muat sekitar tiga tenda dome, dan masih
terdapat aliran sungai. Setelah dua jam lima menit malalui medan yang
bervariasi, kita akan melewati jalan yang agak landai tapi sempit. Di kiri
jalan merupakan jurang dan dari situ bisa terlihat kawah ratu dalam sudut 337°.
Bau belerang pun sangat jelas tercium. Disini kami istirahat lima menit,
kemudian melanjutkan perjalanan memlalui hutan yang lebat. Setelah tiga puluh
menit berjalan, kami tiba di sebuah puncak dari punggungan yang landai. Dari
sana terlihat gunung Sumbul dengan arah 10° dan puncak 2008 dengan arah 53°,
titik koordinat 8922.5608. setelah lima menit, kami kembali melanjutkan
perjalanan. Perjalanan dilanjutkan melewati turunan dan tanjakan yang semakin
terjal. Setelah dua setengah jam berjalan, kami bertemu jalur berupa tebing batu
sebanyak tiga kali. Selanjutnya jalan semakin sempit, dan jurang dikiri dan
kanan jalan. Pukul 15.07 WIB kami sampai di pertemuan jalur Giriraya, tempatnya
datar dan bisa mendirikan 1 tenda dome. Dari sini menuju puncak Salak I hanya
sepuluh menit, jalurnya sudah tidak terlalu curam tapi masih melintasi akar
pohon dan tanah gembur.
Puncak gunung Salak I sangat luas dan
masih banyak ditumbuhi pohon – pohon besar. Jika kita berjalan ke arah Timur,
terdapat pondok peristirahatan untuk para peziarah dengan sebuah bak kecil
untuk menampung air. tepat di sebelah pondok adalah makam mbah gunung Salak
yang nama aslinya Raden K. H. Moh. Hasan bin Raden K. H. Bahyudin Braja
Kusumah. Sore itu kami mendirikan flyngcamp ketiga di puncak Salak I. Malamnya
setelah evaluasi, kami ngobrol – ngobrol sebentar lalu beristirahat.
Minggu, 9 Desember 2007 saya bangun
pukul 05.48 WIB langsung masak nasi dan straiching. Karena target puncak sudah
terpenuhi, kami berangkat agak siang setelah makan, packing, sedikit bersih –
bersih gunung, dan foto – foto. Diawalai dengan do’a kami mului perjalanan
pulang pukul 11.25 WIB melalui jalur Cimelati / Kutajaya yang jalannya tepat di
sebelah makam mbah Gunung Salak. Melewati jalan tanah berbatu dan akar –
akaran, dengan vegetasi hutan yang rapat. Tiga puluh menit berjalan tiba di pos
6, disini bisa mendirikan satu tenda. Dilanjutkan dengan jalan yang masih
menurun terjal, kurang lebih sama. Nuansa hutan hujan tropis masih sangat
kental di gunung Salak masih sangat sering kita mendengar suara – suara hewan.
Lima belas menit waktu yang dibutuhkan dari pos 6 ke pos 5. Di pos lima tidak
ada tempat untuk mendirikan tenda. Dua puluh menit kemudian kami sampai di pos
4. Di sini bisa mendirikan satu tenda, belum ada air, dan masih dikelilingi
hutan yang rapat.
Setelah turun satu jam sepuluh menit
dari pos 4, kami sampai di percabangan yang ada pipa airnya. Disini bisa
mendirikan dua tenda, masih dikelilingi hutan dan semak. *Sebuah cerita konyol
tapi cukup menegangkan saat menyaksikannya, ketika seorang teman yag tengah
asyik bercanda tiba – tiba terjatuh dan terguling hingga ke pinggiran sisi
jalan yang sempit, sehingga posisinya jadi menggantung. Hahaha.. untung aja
masih sempat pegangan pohon – pohon kecil di tepi jalan tersebut, dal lansung
dibantu naik oleh teman lain. Dari percabangan kami belok kiri mengikuti pipa
air, kemudian melewati jalur yang sangat terjal, jalur berupa batu yang
tertimbun tanah namun masih ada akar yang kuat untuk berpegangan. Kami turun
dengan teknik climb down. Di sebelah kirinya lembahan blank. Disini terdapat
air terjun yang sangat indah, menurut data yang saya dapat disana adalah tempat
minumnya macan. Lalu kami turun ke bawah dan menemukan jalan landai berbatu
besar – besar, lalu menyebrangi sungai. Satu jam setelah menyebrang kami
memasuki jalan setapak, di sebelah kiri jalan ada ternak unggas. Dan lima belas
menit kemudian kami memasuki pemukiman penduduk (Desa Kutajaya). Pukul 16.58
WIB kami istirahat di warung, beli softdrink sambil mencari ojeg. Dari desa
Kutajaya menuju jalan aspal kami menggunakan ojeg Rp 15.000,- / motor selama 15
menit. Lalu kami mapir ke rumah kerabat di Depok yaitu Thimoer “Klewer” Merit
S. Kami naik bis jurusan Sukabumi – Rambutan melewati Ciawi, Bogor, Caringin.
Turun di terminal kampung Rambutan sekitar 1 jam, dengan ongkos Rp 7.000,- /
orang. Dari kampung Rambutan menuju Depok naik angkot kijang biru no.37 turun
di Alfamart Pekapuran ongkosnya Rp 3.000,- / orang. Dari alfamart ke dalam kami
naik ojeg. Sayang kamera yang kami bawa mengalami throuble, jadi sangat sedikit
photo yang dapat kami ambil.