Gunung
Merbabu mempunyai ketinggian 3142 m dari permukaan laut. Gunung ini pernah
beberapa kali meletus, terakhir pada tahun 1968. Secara adminidtratif terletak
antara tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Salatiga, dan Kabupaten
Boyolali. Secara geografis terletak di antara 110°1’ - 110°37’ BT dan 7°8’ -
7°35’27“ LS. Posisi Gunung Merbabu sangat unik karena merupakan deretan gunung
yang mengarah ke Utara dengan Gunung Merapi, Gunung Telomoyo, Gunung
Gajahmungkur, Gunung Andong, dan Gunung Ungaran.
Pemandangan dari gunung Merbabu
Nama
Merbabu berasal dari kata meru yang berarti gunung danbabu yang
berarti wanita. Gunung Merbabu berpasangan dengan Gunung Merapi. Gunung Merbabu
sebagai gunung wadon sedangkan Gunung Merapi sebagai gunung
lanang. Gunung Merbabu merupakan gunung yang sudah tidak aktif (sleeping
mountain).
Ada
beberapa pantangan yang wajib diketahui para pendaki, diantaranya adalah jangan
mengeluh, jangan berbicara kotor, jangan berbuat mesum, jangan buang air besar
/ kecil sembarangan (pamit-pamit), jangan memasukkan kaki kedalam kawah.
Terdapat banyak jalur yang dapat digunakan untuk mencapai puncak Gunung
Merbabu, namun hanya tiga jalur yang biasa digunakan oleh para pendaki pada
umumnya, yaitu Jalur Wekas, Jalur Kopeng, dan Jalur Selo.
Jalur
yang paling sering digunakan oleh para pendaki adalah jalur Wekas. Dari
terminal Tidar Magelang bisa ditempuh dengan menggunakan bis arah ke Dusun
Wekas selama ± 1 jam perjalanan, turun di Gapura Wana Wisata Dusun Wekas.
Kemudian dilanjutkan dengan trekking menuju base camp Mitra Indah selama ± 1
jam. Pemandangan yang akan kita jumpai di perjalanan adalah pohon-pohon yang
menjulang tinggi. Base camp Mitra Indah berada di ketinggian 1803 m dpl.
Perjalanan
dari base camp menuju pos I (2092 m dpl) memakan waktu ± 1,5 jam. Jalur yang
dilewati adalah tanjakan dan beberapa tikungan. Dari pos I ke pos II ditempuh ±
1,5 jam. Pemandangan yang indah tidak akan luput dari pandangan mata. Pos II
(2518 m dpl) merupakan daerah yang sangat luas, disini terdapat pipa air bocor
yang biasanya ditutupi, pendaki biasa mengambil air untuk menambah bekal selama
perjalan, dan jangan lupa untuk menutup kembali pipanya. Dari pos II ke pos III
(2854 m dpl) ditempuh selama ± 1,5 jam. Dari pos III ke simpang tiga (3097 m
dpl) ditempuh selama ± 1,5 jam.
Seorang pendaki dari Sumatera Selatan
Dari
simpang tiga pendaki dapat memilih puncak yang akan dituju, apakah Puncak
Syarif, Pasar Bubrah, atau Puncak Kenteng Songo. Jika ingin ke Puncak Syarif
dapat ditempuh selama ± 10 menit. Perjalanan menuju Pasar Bubrah ditempuh
selama ± 50 menit dengan melewati beberapa punggungan dan tebing yang dapat
dilalui dengan melintas (traverse) secara bergantian. Dari Pasar Bubrah ke
Puncak Kenteng Songo ditempuh ± 5 menit. Pasar Bubrah dan puncak Kenteng Songo
merupakan dua bukit yang berdekatan, sehingga sering terjadi kekeliruan. Nama
kenteng songo berasal dari kata kenteng yang artinya batu
berlubang seperti batu lumpang (penumbuk padi) dan songo yang
artinya sembilan. Jadi Kenteng Songo adalah sembilan buah batu berlubang. Di
pasar Bubrah (ada juga yang menyebutnya pasar bubar, pasar dieng) terdapat lima
buah batu berlubang (kenteng). Sedangkan empat batu lainnya dulu terdapat di
bukit sebelahnya yang merupakan Puncak Kenteng Songo (3142 m dpl), namun
sekarang batu tersebut sudah hancur tanpa bekas. Inilah hal yang memicu
kekeliruan tersebut.
Bagi
yang senang atau ingin etafet ke Gunung Merapi bisa turun melalui Jalur Selo
selama ± 3 jam 26 menit. Melewati savana, taman edelwis dan hutan yang lebih
lebat.
Waktu
tempuh bisa saja lebih cepat atau lebih lama sesuai kemampuan dan ketahanan
fisik masing-masing.
No comments:
Post a Comment