Saturday, July 23, 2016

MUMI DARI WAMENA

Mumi Wamena mungkin tidak sekondang mumi para Firaun Mesir. Namun, sensasinya tak kalah kuat. Pengunjung bisa melihat mumi berusia ratusan tahun tersebut yang bentuk beberapa organ tubuhnya masih tampak jelas itu. Misalnya, Mumi Wim Motok Mabel di Desa Yiwika, Distrik Kurulu, Wamena, Papua.
 

Untuk mencapai Wamena, pengunjung dari luar Papua harus transit dulu di Bandara Sentani, Jayapura. Dari Sentani, kita harus menggunakan pesawat udara lagi. Sebab, sampai saat ini jalur udara adalah satu-satunya cara yang bisa ditempuh untuk mencapai Wamena. Tapi, mendapatkannya tidak mudah. Maklum, pesawat yang tersedia terbatas.


Setelah dapat tiket pun, belum bisa dipastikan kita akan sampai di Wamena. Masih ada penentu lain. Cuaca. Untuk mencapai Wamena, pesawat harus melalui celah di antara dua bukit. “Bila cuaca sedang tidak bagus sehingga celah itu berkabut, pesawat biasanya kembali ke Bandara Sentani,” tutur seorang calon penumpang di Bandara Sentani. Mendebarkan? Mereka yang gemar bertualang mungkin menganggapnya mengasyikkan.

Tiba di Bandara Wamena, tinggal pilih, mau langsung ke perkampungan tempat mumi berada atau beristirahat dulu. Bila mau langsung menuju lokasi, kita bisa memanfaatkan jasa taksi bandara. Bila pengunjung ingin beristrahat dulu, di sekitar Bandara ada hotel dan penginapan.

Perkampungan mumi di Distrik Kurulu, Jaya Wijaya, berjarak sekitar 30 kilometer atau 25 menit perjalanan dari Kota Wamena. Sepanjang perjalanan, mata seolah dimanjakan dengan pemandangan alam terbuka yang berbukit-bukit dan menawan.

Setelah 25 menit perjalanan, sampailah kita tiba di kampung mumi. Di bagian depan perkampungan ada pintu masuk yang hanya dibuka saat ada tamu. Begitu kami masuk halaman perkampungan, mereka langsung menyambut kami dengan ramah. Yang perempuan mengenakan sali (rok dari kulit kayu), sedangkan yang laki-laki memakai koteka. Kesan primitif sangat terasa. Menurut informasi, mereka sebetulnya sudah menggunakan pakaian seperti kita sehari-hari. Sali dan koteka hanya digunakan jika ada pengunjung yang datang.

Lingkungan di perkampungan itu juga masih terkesan alami. Di kiri kanan tampak honai, rumah tempat warga tinggal. Di salah satu honai itulah mumi Wim Motok Mabel disimpan. Untuk bisa melihat mumi harus negosiasi dulu sebelum mereka mau mengeluarkan mumi tersebut dari honai. Biasanya pengunjung harus memberi uang sebagai biaya perawatan.

Menurut Batu Logo, salah seorang warga yang tinggal di perkampungan tersebut, Mumi Wim Motok Mabel adalah generasi ketujuh. Usianya saat ini 368 tahun. “Dia (Wim Motok Mabel, Red) adalah kepala suku perang. Menurut cerita orang tua kami, sebelum meninggal beliau berpesan agar mayatnya tidak dibakar. Beliau minta mayatnya diawetkan agar jasadnya bisa dilihat generasi berikutnya,” kata Batu Logo.

Meski telah berusia 368 tahun, sebagian bentuk tubuh mumi itu masih sangat jelas. Terutama kepala, badan, dan kaki. Bahkan, kotekanya pun masih terlihat. “Untuk menjaga agar tidak rusak termakan usia, mumi itu dirawat secara tradisional dengan pengasapan dan pengolesan lemak babi ke seluruh tubuh mumi” terang Batu Logo. Dengan memberi tambahan uang perawatan, pengunjung diperbolehkan berfoto bersama Mumi. 

Di depan salah satu honai, tampak pondok yang memajang hasil kerajinan tangan warga. Koteka berbagai jenis dan ukuran terlihat bergantungan di sana. Ada juga noken, kalung, gelang, dan beragam kerajinan tangan lain. Harganya juga bervariasi, mulai dari Rp 50 ribu hingga ratusan ribu rupiah.

Biaya per 2010:
- Tiket pesawat Jayapura-Wamena : Rp 880.000
- Taxi bandara : Rp 100.000/ jam atau Rp 800.000/ hari
- Hotel sekitar bandara : Rp. 250.000/ hari
- Mengeluarkan mumi : nego
- Berfoto dengan mumi : nego
- Berfoto dengan warga yang menggunakan sali dan atau koteka : Rp 5.000/ orang/ jepret
- Cinderamata Rp. 50.000 s/d ratusan ribu rupiah.

Papua adalah surganya pariwisata.

Source: www.takunik.blogspot.com/

Friday, July 22, 2016

PERUBAHAN BENTUK PERMUKAAN BUMI

Bumi merupakan planet terpadat dan terbesar dari delapan planet dalam tata surya. Bumi terbentuk sekitar 4,45 milyar tahun yang lalu. Namun apakah bentuk permukaan bumi dahulu sama dengan sekarang? Tentu saja tidak, karena seiring berjalannya waktu, telah terjadi pergeseran lempeng-lempeng tektonik di muka bumi ini. Lempeng Indoaustralia bergerak dengankecepatan 7-8 cm pertahun ke arah Timur Laut. Sedangkan Eurasia bergerak ke Timur. Pergerakan masing-masing lempeng tektonik dapat dilihat dalam gambar di bawah. Panjang anak panah menunjukan kecepatannya, semakin panjang semakin cepat pergeserannya. Arah pergerakan yang berbeda dapat mengakibatkan tubrukan lempeng, inilah penybab terjadinya gempa.

Arah dah kecepatan gerak lempeng tektonik

Terkait hal ini, para peneliti gempa purba telah memberikan dasar ilmiah untuk intensitas sismic zonasi daerah-daerah tertentu. Saya merasa penasaran dengan posisi negeri kita (Indonesia) dalam permukaan bumi masa lampau jika dilihat dari sudut pandang gerak lempeng jutaan tahun silam, di mana ya kira-kira posisinya?

Berikut ini adalah serangkaian peta (Scotese-97 model) yang menunjukkan perubahan posisi permukaan bumi masa silam hingga sekarang.

1. Late Proterozoic

Sekitar 650 juta tahun silam sebagian besar daratan masih belum terlihat di permukaan bumi karena tertutup oleh lautan. Indonesia? sama sekali belum terbentuk.

2. Late Cambrian

Antara 500 juta hingga 14 juta tahun silam tanah di atas permukaan bumi mulai berproses. Tidak terlihat kemungkinan daerah gletser. Apakah pada masa itu cuaca sangat panas?

3. Early Triassic

Sekitar 230 juta tahun silam terlihat Amerika masih menyatu dengan Afrika dan Eropa. Apak Atlantik diantaranya?

4. Late Jurassic

Kondisi bumi sekitar 100 juta hingga 50 juta tahun silam. Di sini sudah dapat kita lihat bibit-bibit kepulauan di Indonesia, yang paling jelas yaitu dari Australia dan mungkin juga dari Tionghoa (Indochina).

5. Modern World

Dan inilah Modern World, tempat tinggal kita saat ini.

Setelah melihat analisa ilmiah rupa bumi di masa lampau, mari kita lihat pula analisa rupa bumi di masa yang akan datang dalam serangkaian peta (Scotese-2000 model).

6. Future World + 50 Ma

Dilihat dari peta di atas, dalam kurun waktu 40 juta sampai 50 juta tahun ke depan diprediksi bahwa Afrika akan bertabrakan dan menyatu dengan Eropa, Arabia, dan India. Sementara pulau-pulau besar di Indonesia seperti Kalimantan dan Papua akan bertabrakan dan menyatu dengan Australia.Tinggallah Sumatera yang menjadi perantara Australia dengan Eurasia. Sedangkan Amerika terlihat semakin menjauh dari Afrika.

7. Future World + 150 Ma

Sekitar 150 juta tahun mendatang dianalisa bahwa Amerika dan Euro-Afrika bergeser saling mendekat. Sedangkan Antartika bergeser dan menyatu dengan Australia.

8. Future World + 250 Ma

Sekitar 250 juta tahun ke depan amerika akan bertabrakan dan menyatu dengan Euro-Afrika, mendorong punggung baru pegunungan seperti Himalaya sepanjang perbatasan. Pada saat itu sebagian besar daratan dunia akan bergabung menjadi super-benua yang disebut 'Pangea Ultima'. Tabrakan ini mungkin juga akan memerangkap lautan menjadi lautan pedalaman, kata Scotese.

Demikianlah rangkuman yang saya ulas dari beberapa sumber. Semoga bermanfaat bagi kita semua. aamiiin..
Jika terdapat kekeliruan dalam penulisan artikel ini saya mohon maaf, dan mohon koreksinya jika itu benar terjadi. Mengenai kebenaran dari analisa peneliti hanya Tuhan Maha Pencipta yang Maha Tahu. Manusia hanya dapat menganalisa, namun Allah lah yang Maha berkuasa.

Sources: 
- www.google.com
- www.dunia-konyol.blogspot.com
- id.wikipedia.org
- blog.sciencenet.cn
- www.fersesofuniverse.blogspot.co.id