Tuesday, February 12, 2013

PERJALANAN KE GUNUNG SALAK




Pendakian gunung Salak ini dilakukan pada awal Desember 2007 silam. *Wah udah lama juga ya.. personil pendakian ada 6 orang, Saya Muhammad “Cengek” Nur Tajalli, Deddy “Kingkong” Affrianto, Syakir “Saprol”, Bambang “Betet” Kristyawan, Heri “Bawor” Budi Santoso, Sapto “Kebo” Nugroho. Setelah melalui segala macam persiapan, akhirnya pada tanggal 5 Desember 2007 kami mulai perjalanan ini. Perjalanan ini dalam rangka pendidikan (pemantapan divisi Hutan Gunung) saya di MAPALISTA (Mahasiswa Pecinta Alam Institut Sains dan Teknologi Akprind) Yogyakarta. Adapun materi yang diterapkan di lapangan yaitu Manajemen Perjalanan dan Navigasi Darat. Sebelum berangkat kami melakukan upacara pelepasan di kampus IST Akprind Yogyakarta. Setelah upacara selesai, seperti biasa.. tos dengan beramai – ramai menyerukan “MAPALISTA...WOY....!!”. Pukul 20.25 WIB kami diantar menuju stasiun Lempuyangan, lima menit saja kami sudah berkumpul di stasiun dan langsung membeli tiket kereta Gaya Baru Malam dengan tujuan staiun Jatinegara seharga Rp 28.000,-/orang. *Dulu beli tiket masih gampang, bisa beli di hari keberangkatan, kalo sekarang harus pesen dulu kalo ga mau kehabisan. Tapi kalo sekarang penumpang pasti dapat tempat duduk, kalo dulu belum tentu.. yah, ada plus-minusnya lah.. Kereta yang kami tumpangi berangkat pukul 21.10 WIB. Di dalam kereta yang berdesak – desakan, kami berjalan menuju gerbong paling belakang dan duduk lesehan di pojok gerbong.
Kamis, 6 Desember 2007 kami tiba di stasiun Jatinegara pada pukul 08.30 WIB. Memang sudah direncanakan kami mau mampir dulu di rumah kerabat kami Prima “Cebong” Tetuko Putro. Kami dijemput kerabat dari Bekasi, namanya Zoel dan langsung dibimbing menuju Wisma Asri dengan angkot k-09. Di sana kami belanja tambahan logistik yaitu sayur, tempe, ikan asin, dan buah – buahan. Setelah seharian bersosialisasi, pukul 20.15 WIB kami  mulai perjalanan menuju titik start pendakian (via Cangkuang Cidahu). Dari Wisma Asri kami naik angkot 09B, 30 menit kemudian turun di mall Metropolitan dengan ongkos Rp 3.000,-/orang. Kemudian jalan ke depan Ramayana, nyebrang lampu merah, lalu naik bis patas 9B jurusan Bekasi – Rambutan, 25 menit kemudian kami turun di depan kampus UKI (Universitas Kristen Indonesia), ongkos Rp 3.000,-/orang. Dari depan kampus UKI kami jalan ke terminal Cawang 5 menit. Kemudian naik bis jurusan Cawang – Sukabumi. Setelah 2 jam lebih 5 menit kami turun di pasar Cicurug dan membayar ongkos Rp 7.000,-/orang.
            Pukul 23.45 WIB di pasar Cicurug kami langsung dikerumuni tukang ojeg, namun karena ongkosnya tidak sesuai budged akhirnya kami berjalan dulu. Begitu ada angkot, kami menyetopnya dan lobi – lobi untuk carter dan deal dengan ongkos Rp 50.000,- diantar ke halycap atau portal (titik start pendakian). Namun baru jalan sebentar kami langsung dicegat salah satu tukang ojeg tadi, ternyata minta jatah karena sudah bukan waktunya angkot beroperasi, yah kita kasih Rp 10.000,-. Tiba di halypad saya langsung melirik jam di tangan ternyata sudah pukul 00.03 WIB, hmm berarti sudah hari Jum’at, 7 Desember 2007. Kami langsung berjalan lurus melewati bumi perkemahan dan mendirikan tenda dome di dekat warung yang tidak jauh dari sungai kecil. Dan langsung tidur di 01.45 WIB.
Pukul 07.30 WIB saya bangun, cuci muka dan masak nasi, untuk sayur dan lauk pauk adalah bagiannya Bawor dan Kingkong. Kemudian saya melakukan orientasi medan namun belum menemukan titik koordinat bumi perkemahan tempat kami nge-camp. *Maklum peserta mainnya manual, pake kompas, yang pake GPS hanya Pendamping Lapangan. Setelah masakan selesai kamipun makan bareng, dan selesai makan langsung packing. Setelah berdo’akami memulai pendakian di pukul 10.30 WIB melewati jalan aspal dengan jalur yang bervariasi (menanjak, datar, menurun). Setelah 1 jam berjalan, kami tiba di sebuah jembatan, terdapat juga portal di jalan aspal yang menuju ke Javanaspa (jalan ini dilarang untuk pendakian). Kami bertemu dengan penduduk setempat dan mendapat info bahwa baru saja ada 6 orang pendaki yang meninggal di kawah Ratu, dan kami diperingatkan agar tidak mendirikan camp di sekitar kawah. Disini saya melakukan orientasi medan dan ploting peta karena jembatan tersebut dapat dikenali di peta dengan koordinat 8942.5406. Kemudian kami berjalan ke kiri melewati jalan tanah berbatu, di situ ada plang bertulis “menuju ke kawah”. Di sekitar jembatan terdapat air bersih. Jalan yang kami lewati berupa tanjakan berbatu dan terdapat kawat berduri di sisi jalan.  Setelah 28 menit melalui jalan yang bervariasi, kami istirahat sejenak. Diketahui koordinat disini 8930.5438, tempatnya tidak terlalu luas namun bisa mendirikan 2 tenda, disini masih banyak semak belukar, kekanan sedikit ada sungai kecil dengan air yang bersih kami anggap tempat ini sebagai pos bayangan. Pukul 13.10 WIB kami melanjutkan perjalanan melalui jalan batu yang tersusun rapi, di kiri jalan banyak pohon pisang hutan.
Di pukul 14.45 kami tiba di sebuah daerah landai terbuka luas, ada sebuah warung yang saat itu tertutup, disini merupakan pertigaan yang jika ke kiri arah ke kawah ratu, ke kanan arah ke puncak, dan di sini merupakan sumber air bersih terahkir dalam pejalanan ke puncak salak 1. Menurut data yang saya peroleh, di sini adalah shelter 3. Setelah melakukan ormed dan resection, di peroleh titik koordinat 8882.5590. Tiba – tiba hujan deras turun, kamipun menuju warung yang tutup tadi dan memutuskan untuk mendirikan flyngcamp di situ. Untuk bahan makanan yang saya temui disana banyak sekali terdapat jantung pisang, bigunia, pakis dan palm. Pukul 19.00WIB kami melakukan evaluasi. Selasai evaluasi semua langsung tertidur pulas.
Sabtu, 8 Desember 2007 saya bangun di pukul 05.45 WIB. setelah masak, makan dan packing, kami melanjutkan perjalanan pukul 08.25 WIB, mengambil jalan ke kanan (arah puncak) yang becek. Di kiri dan kanan tertutup hutan yang rapat. Dua menit berjalan, di kiri jalan terdapat daerah landai yang agak luas, bisa muat sekitar tiga tenda dome, dan masih terdapat aliran sungai. Setelah dua jam lima menit malalui medan yang bervariasi, kita akan melewati jalan yang agak landai tapi sempit. Di kiri jalan merupakan jurang dan dari situ bisa terlihat kawah ratu dalam sudut 337°. Bau belerang pun sangat jelas tercium. Disini kami istirahat lima menit, kemudian melanjutkan perjalanan memlalui hutan yang lebat. Setelah tiga puluh menit berjalan, kami tiba di sebuah puncak dari punggungan yang landai. Dari sana terlihat gunung Sumbul dengan arah 10° dan puncak 2008 dengan arah 53°, titik koordinat 8922.5608. setelah lima menit, kami kembali melanjutkan perjalanan. Perjalanan dilanjutkan melewati turunan dan tanjakan yang semakin terjal. Setelah dua setengah jam berjalan, kami bertemu jalur berupa tebing batu sebanyak tiga kali. Selanjutnya jalan semakin sempit, dan jurang dikiri dan kanan jalan. Pukul 15.07 WIB kami sampai di pertemuan jalur Giriraya, tempatnya datar dan bisa mendirikan 1 tenda dome. Dari sini menuju puncak Salak I hanya sepuluh menit, jalurnya sudah tidak terlalu curam tapi masih melintasi akar pohon dan tanah gembur.

Puncak gunung Salak I sangat luas dan masih banyak ditumbuhi pohon – pohon besar. Jika kita berjalan ke arah Timur, terdapat pondok peristirahatan untuk para peziarah dengan sebuah bak kecil untuk menampung air. tepat di sebelah pondok adalah makam mbah gunung Salak yang nama aslinya Raden K. H. Moh. Hasan bin Raden K. H. Bahyudin Braja Kusumah. Sore itu kami mendirikan flyngcamp ketiga di puncak Salak I. Malamnya setelah evaluasi, kami ngobrol – ngobrol sebentar lalu beristirahat.

Minggu, 9 Desember 2007 saya bangun pukul 05.48 WIB langsung masak nasi dan straiching. Karena target puncak sudah terpenuhi, kami berangkat agak siang setelah makan, packing, sedikit bersih – bersih gunung, dan foto – foto. Diawalai dengan do’a kami mului perjalanan pulang pukul 11.25 WIB melalui jalur Cimelati / Kutajaya yang jalannya tepat di sebelah makam mbah Gunung Salak.  Melewati jalan tanah berbatu dan akar – akaran, dengan vegetasi hutan yang rapat. Tiga puluh menit berjalan tiba di pos 6, disini bisa mendirikan satu tenda. Dilanjutkan dengan jalan yang masih menurun terjal, kurang lebih sama. Nuansa hutan hujan tropis masih sangat kental di gunung Salak masih sangat sering kita mendengar suara – suara hewan. Lima belas menit waktu yang dibutuhkan dari pos 6 ke pos 5. Di pos lima tidak ada tempat untuk mendirikan tenda. Dua puluh menit kemudian kami sampai di pos 4. Di sini bisa mendirikan satu tenda, belum ada air, dan masih dikelilingi hutan yang rapat.

Setelah turun satu jam sepuluh menit dari pos 4, kami sampai di percabangan yang ada pipa airnya. Disini bisa mendirikan dua tenda, masih dikelilingi hutan dan semak. *Sebuah cerita konyol tapi cukup menegangkan saat menyaksikannya, ketika seorang teman yag tengah asyik bercanda tiba – tiba terjatuh dan terguling hingga ke pinggiran sisi jalan yang sempit, sehingga posisinya jadi menggantung. Hahaha.. untung aja masih sempat pegangan pohon – pohon kecil di tepi jalan tersebut, dal lansung dibantu naik oleh teman lain. Dari percabangan kami belok kiri mengikuti pipa air, kemudian melewati jalur yang sangat terjal, jalur berupa batu yang tertimbun tanah namun masih ada akar yang kuat untuk berpegangan. Kami turun dengan teknik climb down. Di sebelah kirinya lembahan blank. Disini terdapat air terjun yang sangat indah, menurut data yang saya dapat disana adalah tempat minumnya macan. Lalu kami turun ke bawah dan menemukan jalan landai berbatu besar – besar, lalu menyebrangi sungai. Satu jam setelah menyebrang kami memasuki jalan setapak, di sebelah kiri jalan ada ternak unggas. Dan lima belas menit kemudian kami memasuki pemukiman penduduk (Desa Kutajaya). Pukul 16.58 WIB kami istirahat di warung, beli softdrink sambil mencari ojeg. Dari desa Kutajaya menuju jalan aspal kami menggunakan ojeg Rp 15.000,- / motor selama 15 menit. Lalu kami mapir ke rumah kerabat di Depok yaitu Thimoer “Klewer” Merit S. Kami naik bis jurusan Sukabumi – Rambutan melewati Ciawi, Bogor, Caringin. Turun di terminal kampung Rambutan sekitar 1 jam, dengan ongkos Rp 7.000,- / orang. Dari kampung Rambutan menuju Depok naik angkot kijang biru no.37 turun di Alfamart Pekapuran ongkosnya Rp 3.000,- / orang. Dari alfamart ke dalam kami naik ojeg. Sayang kamera yang kami bawa mengalami throuble, jadi sangat sedikit photo yang dapat kami ambil.

No comments:

Post a Comment