Monday, February 4, 2013

GUNUNG MERBABU



Gunung Merbabu mempunyai ketinggian 3142 m dari permukaan laut. Gunung ini pernah beberapa kali meletus, terakhir pada tahun 1968. Secara adminidtratif terletak antara tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Salatiga, dan Kabupaten Boyolali. Secara geografis terletak di antara 110°1’ - 110°37’ BT dan 7°8’ - 7°35’27“ LS. Posisi Gunung Merbabu sangat unik karena merupakan deretan gunung yang mengarah ke Utara dengan Gunung Merapi, Gunung Telomoyo, Gunung Gajahmungkur, Gunung Andong, dan Gunung Ungaran.
Pemandangan dari gunung Merbabu
Nama Merbabu berasal dari kata meru yang berarti gunung danbabu yang berarti wanita. Gunung Merbabu berpasangan dengan Gunung Merapi. Gunung Merbabu sebagai gunung wadon sedangkan Gunung Merapi sebagai gunung lanang. Gunung Merbabu merupakan gunung yang sudah tidak aktif (sleeping mountain).
Ada beberapa pantangan yang wajib diketahui para pendaki, diantaranya adalah jangan mengeluh, jangan berbicara kotor, jangan berbuat mesum, jangan buang air besar / kecil sembarangan (pamit-pamit), jangan memasukkan kaki kedalam kawah. Terdapat banyak jalur yang dapat digunakan untuk mencapai puncak Gunung Merbabu, namun hanya tiga jalur yang biasa digunakan oleh para pendaki pada umumnya, yaitu  Jalur Wekas, Jalur Kopeng, dan Jalur Selo.
Jalur yang paling sering digunakan oleh para pendaki adalah jalur  Wekas. Dari terminal Tidar Magelang bisa ditempuh dengan menggunakan bis arah ke Dusun Wekas selama ± 1 jam perjalanan, turun di Gapura Wana Wisata Dusun Wekas. Kemudian dilanjutkan dengan trekking menuju base camp Mitra Indah selama ± 1 jam. Pemandangan yang akan kita jumpai di perjalanan adalah pohon-pohon yang menjulang tinggi. Base camp Mitra Indah berada di ketinggian 1803 m dpl.
Perjalanan dari base camp menuju pos I (2092 m dpl) memakan waktu ± 1,5 jam. Jalur yang dilewati adalah tanjakan dan beberapa tikungan. Dari pos I ke pos II ditempuh ± 1,5 jam. Pemandangan yang indah tidak akan luput dari pandangan mata. Pos II (2518 m dpl) merupakan daerah yang sangat luas, disini terdapat pipa air bocor yang biasanya ditutupi, pendaki biasa mengambil air untuk menambah bekal selama perjalan, dan jangan lupa untuk menutup kembali pipanya. Dari pos II ke pos III (2854 m dpl) ditempuh selama ± 1,5 jam. Dari pos III ke simpang tiga (3097 m dpl) ditempuh selama ± 1,5 jam.
Seorang pendaki dari Sumatera Selatan
Dari simpang tiga pendaki dapat memilih puncak yang akan dituju, apakah Puncak Syarif, Pasar Bubrah, atau Puncak Kenteng Songo. Jika ingin ke Puncak Syarif dapat ditempuh selama ± 10 menit. Perjalanan menuju Pasar Bubrah ditempuh selama ± 50 menit dengan melewati beberapa punggungan dan tebing yang dapat dilalui dengan melintas (traverse) secara bergantian. Dari Pasar Bubrah ke Puncak Kenteng Songo ditempuh ± 5 menit. Pasar Bubrah dan puncak Kenteng Songo merupakan dua bukit yang berdekatan, sehingga sering terjadi kekeliruan. Nama kenteng songo berasal dari kata kenteng yang artinya batu berlubang seperti batu lumpang (penumbuk padi) dan songo yang artinya sembilan. Jadi Kenteng Songo adalah sembilan buah batu berlubang. Di pasar Bubrah (ada juga yang menyebutnya pasar bubar, pasar dieng) terdapat lima buah batu berlubang (kenteng). Sedangkan empat batu lainnya dulu terdapat di bukit sebelahnya yang merupakan Puncak Kenteng Songo (3142 m dpl), namun sekarang batu tersebut sudah hancur tanpa bekas. Inilah hal yang memicu kekeliruan tersebut.
Bagi yang senang atau ingin etafet ke Gunung Merapi bisa turun melalui Jalur Selo selama ± 3 jam 26 menit. Melewati savana, taman edelwis dan hutan yang lebih lebat.
Waktu tempuh bisa saja lebih cepat atau lebih lama sesuai kemampuan dan ketahanan fisik masing-masing.

No comments:

Post a Comment